Baterai mobil atau sering disebut aki adalah nyawa dari mobil listrik. Komponen penting ini yang nantinya menentukan seberapa lama mobil bisa dioperasikan. Jenis baterai mobil listrik sangat beragam, ada yang baterai Li-on, NiMh, SLA, ZEBRA, Solid-state dan Ultracapacitor.
Masing-masing mempunyai karakteristik dan kegunaan tertentu tergantung dari sistem mobilnya. Namun cara kerja baterai pun hampir sama antara satu dengan yang lain. Baterai membutuhkan perawatan supaya masa simpannya bertahan lama.
Apa saja jenis-jenis baterai yang biasa dipakai pada mobil listrik? Apa perbedaan dari baterai-baterai tersebut?
Langsung saja, ikuti sampai akhir pembahasan di bawah ini!
Pengertian Baterai Mobil Listrik
Sistem mobil listrik terdiri atas komponen-komponen yang kinerjanya saling mendukung. Salah satu komponen yang krusial adalah baterai. Komponen ini menjadi pusat dari sistem kelistrikan mobil. Baterai berperan sebagai penggerak dari mobil listrik.
Kebanyakan mobil listrik menggunakan baterai berjenis lithium-ion, karena baterai tersebut menawarkan kapasitas yang luar biasa dan masa simpan yang panjang.
Baterai listrik juga ada yang tidak menghasilkan gas emisi, sebutan dari baterai tersebut yaitu ZEBRA. Sedangkan baterai listrik NiMH adalah baterai yang dikhususkan untuk mobil hybrid.
Jenis-jenis Baterai Mobil Listrik
Baterai untuk mobil listrik terbagi menjadi beberapa jenis. Mengenali jenis-jenis baterai akan membantu menentukan mana jenis baterai yang sesuai dengan kendaraan elektrik. Tanpa basa-basi lebih panjang lagi, pahami karakteristik dari setiap baterai yang biasa dipakai pada mobil listrik sebagai berikut:
1. Baterai ZEBRA
ZEBRA merupakan singkatan dari kata Zero Emissions Batteries Research Activity. Semulanya bernama Zeolite Battery Research Africa sebelum berganti nama pada tahun 1985. Dari pertama kali dikembangkan, baterai ini dibuat untuk kebutuhan kendaraan listrik berkat kapasitasnya yang baik.
Pada dasarnya, baterai ZEBRA merupakan varian suhu rendah dari baterai sodium-sulfur (NaS). Komposisi baterai ini menggunakan campuran NaAlCl4 dengan elektrolit keramik Na + -beta-alumina.
2. Baterai Lead-Acid (SLA)
Baterai mobil listrik ini merupakan baterai isi ulang paling tua. Komposisi kimianya yaitu terdiri dari asam dan timbal. Jika dibandingkan dengan baterai NiMH dan baterai lithium, baterai SLA memang kurang setara.
Soal kapasitas dan berat, baterai SLA masih di bawah kedua baterai tersebut. Makanya harganya jauh lebih murah dan keamanannya pun lebih stabil.
Tipe baterai SLA terbagi lagi menjadi beberapa, salah satunya yaitu tipe baterai SLA kapasitas besar dalam pengembangan. Baterai SLA sekarang hanya dipakai pada kendaraan komersial sebagai sistem penyimpan sekunder.
3. Baterai Solid-State
Dari segi tampilan, baterai ini memang tidak jauh berbeda dengan baterai li-on. Nama solid-state sendiri berasal dari prinsip bahwa elektrolit di dalam baterai ini bersifat padat. Dengan begitu, baterai ini lebih kompak dan berat.
Tujuan menggunakan bahan padat sebagai elektrolit di dalamnya yaitu untuk meringankan bobot baterai. Meski begitu, kapasitas baterainya justru lebih besar, bahkan dua hingga tiga kali lipat lebih banyak.
4. Baterai Nickel-Metal Hybrid (NiMH)
Jenis baterai mobil listrik selanjutnya banyak digunakan oleh mobil HEV (hybrid electric vehicle). Akan tetapi, ada juga mobil BEV yang menggunakan baterai NiMH. Siklus hidup dari baterai ini juga lebih lama dibandingkan baterai SLA atau baterai lithium ion.
Pengisian ulang baterai mobil tergantung dari putaran roda, mesin dan pengereman regeneratif. Baterai ini mendapatkan daya bukan dari sumber luar sistem mobil. Keamanan baterai pun lebih terjamin dan toleran sekiranya ada penggunaan yang tidak tepat.
Dengan harga yang relatif mahal, baterai ini mempunyai tingkat self-discharge yang tinggi dan rentan panas pada suhu tertentu.
Akibat hal itu, baterai ini kurang cocok apabila digunakan pada mobil elektrik. Pasalnya, baterai yang bagus seharusnya dapat diisi ulang dari luar sistem, misalnya dari jaringan PLN.
5. Baterai Lithium-Ion (Li-On)
Jenis satu ini banyak dipilih sebagai baterai berkat fitur dan kapabilitasnya yang sangat baik. Dari segi fisik sekali pun, baterai lithium ion mempunyai ukuran yang lebih besar. Baterai ini diketahui memiliki efisiensi energi yang tinggi.
Ketahanannya terhadap suhu juga sangat efektif. Selain itu, baterai yang memiliki nama lain traction battery pack ini mempunyai rasio daya terhadap baterai yang sangat baik. Kemampuannya dalam menahan muatan penuhnya pun tergolong paling bagus dibandingkan jenis baterai listrik lainnya.
Berkat kapasitas self-discharge yang rendah, baterai ini sering digunakan pada mobil BEV dan PHEV. Kebanyakan baterai listrik pun dapat didaur ulang, tak heran banyak orang yang menyukai baterai ini.
6. Baterai Ultracapacitor
Baterai ini berkebalikan dengan baterai elektrokimia lain, karena baterai ultracapacitor menyimpan cairan secara terpolarisasi antara elektroda dan elektrolit.
Berkat peningkatan permukaan cairan, kapasitas penyimpanan energi pun bisa meningkat. Karena itulah baterai ini disebut mempunyai kapasitas luar biasa.
Penggunaan baterai ini cocok dijadikan sebagai perangkat penyimpanan sekunder dalam kendaraan listrik. Baterai ini juga mungkin memberikan daya ekstra kepada kendaraan listrik selama pengereman regeneratif dan akselerasi.
Kesimpulan
Nah, setelah mengetahui berbagai macam baterai yang digunakan kendaraan elektrik, setiap baterai mobil listrik mempunyai kapasitas dan cara kerja yang berbeda. Penggunaannya disesuaikan dengan tipe kendaraan yang berkaitan. Jadi, kendaraan listrik satu dengan yang lainnya, bisa saja mempunyai spesifikasi baterai yang juga berbeda.