Baterai berfungsi mengalirkan suplai energi ke komponen kelistrikan yang membutuhkannya. Mobil, kamera, laptop, ponsel, radio dan walkie-talkie adalah contoh dari beberapa alat elektronik yang menggunakan baterai. Namun jenis baterai dibedakan berdasarkan penggunaannya.
Secara umum, baterai dikategorikan menjadi baterai yang bisa diisi ulang dan yang tidak bisa diisi ulang. Masing-masing dipecah lagi berdasarkan material pembuatnya. Mengetahui jenis-jenis baterai tentunya akan membantu menemukan baterai yang tepat sesuai kegunaan yang dibutuhkan.
Lalu, apa nama-nama baterai yang dikenal? Apa fungsi dari masing-masing baterai tersebut? Apa perbedaan dari baterai yang bisa diisi ulang dan yang tak bisa diisi ulang?
Mari simak artikel berikut ini untuk menemukan jawaban lengkapnya!
Pengertian Baterai
Baterai terdiri dari sel elektrokimia yang fungsinya mengonversi energi kimia menjadi listrik. Energi listrik kemudian dialirkan ke komponen-komponen kelistrikan yang membutuhkannya. Dengan demikian, komponen tersebut pun akhirnya bisa hidup.
Ketika dinyalakan, maka sel-sel di dalam baterai akan bekerja menciptakan energi listrik, sehingga alat-alat elektronik dapat berfungsi.
Kinerja sel-sel tersebut sayangnya mempunyai batasan tertentu. Pada baterai yang bisa diisi ulang, kinerja sel-sel elektrokimia dapat dikuatkan kembali melalui serangkaian cara.
Jenis-jenis Baterai
Baterai yang tidak bisa diisi ulang atau baterai primer adalah baterai yang lumrah dijual dan harganya terjangkau. Sedangkan baterai sekunder adalah baterai yang bisa diisi ulang sehingga dapa dipakai berkali-kali. Ketahui lebih jelasnya pada pembahasan berikut ini:
Baterai yang Tidak Bisa Diisi Ulang
1. Baterai Alkaline
Sesuai namanya yang diambil dari kata alkali, baterai ini terbuat dari material elektrolit Potassium hydroxide. Baterai alkaline dikenal mampu bertahan sampai waktu yang lama, tak heran jika harganya lebih tinggi dibandingkan baterai lainnya.
2. Baterai Lithium
Jenis baterai primer ini disebut-sebut paling kuat. Pasalnya, kemampuan bertahan dapat mencapai hingga 10 tahun lebih. Baterai yang memiliki nama lain baterai kancing ini sering digunakan pada jam tangan hingga komputer. Ciri khasnya yaitu bentuknya bulat dan pipih, selayaknya koin logam.
3. Baterai Zinc-Carbon
Ini adalah baterai yang digunakan untuk memasok listrik pada komponen yang membutuhkan energi besar, makanya disebut sebagai baterai heavy duty. Baterai ini mempunyai ketahanan yang cukup rendah dan harganya paling murah.
Untuk materialnya, bagian negatif baterai ini dibalut oleh seng (zinc), sedangkan bagian positif baterai terbuat dari karbon.
4. Baterai Zinc Air Cell
Baterai yang hanya memiliki anoda ini mempunyai ketahanan yang sangat baik. Biasanya baterai digunakan pada alat bantu dengar.
5. Baterai Silver Oxide
Jenis terakhir dari kategori baterai non-rechargeable adalah baterai silver oxide. Ukurannya kecil dan sifatnya ringan, meski begitu baterai ini mampu menghasilkan energi yang besar dan kuat. Harga baterai ini cukup tinggi, karena menggunakan perak di dalam materialnya.
Baterai yang Bisa Diisi Ulang
1. Baterai Li-Po (Lithium-Polimer)
Daya tahan baterai ini cukup baik dan mempunyai resistensi panas yang luar biasa dibandingkan baterai Li-Ion. Hal ini dikarenakan adanya senyawa polimer yang terkandung di dalam material pembuatnya.
Akan tetapi, baterai yang bentuknya bisa fleksibel ini masih jarang ditemukan di pasar. Sekali pun ada, harganya dipastikan mahal.
2. Baterai Rechargeable Alkaline
Ini adalah jenis baterai rechargeable yang murah. Bahan pembuatnya yaitu alkaline. Mengingat harganya yang terjangkau untuk kategori baterai yang bisa diisi ulang, baterai ini hanya bisa diisi ulang sebanyak kurang lebih 25 kali.
Baterai bisa diisi ulang karena reaksi kimia di dalamnya dapat berbalik (reversible). Jadi, ketika baterai sedang dihubungkan dengan terminal baterai, nantinya elektron akan bergerak dari negatif ke positif.
3. Baterai Lead Acid
Baterai ini umumnya digunakan pada kendaraan, seperti motor dan mobil. Sebutan yang akrab di telinga umum yaitu aki. Pada dasarnya, baterai ini memiliki ukuran yang besar dan bobotnya cukup berat, sehingga tidak sesuai apabila dipasang pada perangkat portabel.
4. Baterai Ni-Mh (Nickel-Metal Hydride)
Jenis baterai selanjutnya yaitu baterai Ni-Mh. Baterai ini tidak mengandung racun dan kemampuannya lebih baik dibandingkan Ni-Cd.
Tetapi tetap saja baterai ini cukup berbahaya apabila tidak diperlakukan dengan baik. Biasanya, baterai Ni-Mh dipakai pada radio komunikasi dan kamera.
5. Baterai Ni-Cd (Nickel-Cadmium)
Nickel Oxide Hydroxide dan Metallic Cadmium adalah komposisi utama dari material baterai ini. Kedua bahan tersebut tergolong sebagai bahan yang berbahaya, sehingga sampah baterai ini tidak bisa dibuang sembarangan.
Baterai ini mempunyai kapasitas yang sangat baik, namun penurunan daya listriknya pun cukup cepat. Setiap bulan cadangan listriknya dapat menurun, sehingga perlu dicas ulang per bulannya. Sayangnya, penggunaan baterai ini sudah dilarang.
6. Baterai Li-Ion (Lithium-Ion)
Dibandingkan dengan baterai Ni-Cd, baterai ini mempunyai tingkat penurunan daya yang lebih kecil. Material pembuatnya pun lebih ramah lingkungan, sehingga lumrah dipakai pada perangkat portabel, seperti laptop, ponsel, dan perangkat lainnya.
Kesimpulan
Setelah mengetahui jenis baterai di atas, maka bisa ditentukan sendiri mana baterai yang sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, mengenali fungsi baterai beserta material pembuatnya juga bisa membantu menambah informasi untuk diri.