Salah satu alasan mengapa harga mobil listrik mahal adalah bahan baku baterai mobil listrik yang mahal. Salah satu bahan baku baterai yang diperlukan adalah Lithium. Bahan baku ini harus melalui proses penambangan dan pemrosesan yang panjang dan tidak mudah.
Sebagian besar motor dan mobil listrik di Indonesia menggunakan baterai yang terbuat dari lithium. Pada baterai inilah energi mobil bisa tersimpan sehingga mampu menggerakkan laju mobil dengan baik. Baterai seperti nyawa dalam sebuah mobil listrik. Tanpa baterai, mobil tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
Ada banyak fakta menarik terkait bahan baku baterai mobil listrik lithium ini. Apa saja fakta menariknya? Sahabat bisa langsung cari tahu di artikel ini.
Fakta Unik Bahan Baku Baterai Mobil Listrik
Langsung saja, berikut beberapa fakta menarik terkait bahan baku baterai mobil listrik lithium.
Harga Baterai Mobil
Meski baterai adalah komponen yang tidak terlihat dari luar, nyatanya baterai mobil berharga cukup mahal. Harga baterai mobil listrik bisa mencapai 50 persen dari total harga mobil listrik itu sendiri. Sahabat bisa membayangkan jika harga mobil sekitar 300 juta. Berapa harga komponen baterainya saja.
Kendaraan listrik membutuhkan baterai yang lebih canggih agar mampu membawanya berjalan jauh layaknya mobil berbahan bakar fosil. Yang dimaksud baterai di sini bukan seperti aki yang ada pada mobil konvensional. Namun baterai yang mampu menyimpan energi mobil untuk menjalankan fungsinya secara keseluruhan.
Terbuat dari Beberapa Bahan Baku
Baterai lithium terbuat dari berbagai bahan baku. Banyak yang menggunakan bahan baku kobalt. Namun di Indonesia sendiri, lebih banyak menggunakan bahan baku nikel daripada kobalt. Mengingat cadangan nikel di Indonesia lebih banyak daripada kobalt.
Bahkan bisa dibilang Indonesia adalah negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia. Dengan realita yang seperti ini, Indonesia diharapkan mampu mengambil peran pada peningkatan perkembangan kendaraan listrik di dunia. Ini diwujudkan dengan beberapa investor yang membangun pabrik baterai mobil listrik di berbagai wilayah di Indonesia.
Pada tahun 2019, produksi nikel di dunia mencapai 2.668.000 ton. Indonesia menyumbang produksi terbanyak dengan jumlah 800.000 ton. Disusul Filipina dengan jumlah 420.000 ton. Peringkat ketiga dan keempat diduduki oleh Rusia dan New Caledonia dengan jumlah masing-masing 270.000 ton dan 220.000 ton.
Manfaat Nikel
Nikel adalah hasil tambang yang berasal dari timbunan hewan dan tumbuhan jutaan tahun yang lalu. Hasil tambangnya berwarna keperakan dan bertekstur alot. Selain sebagai bahan baku baterai mobil listrik, nikel juga berfungsi sebagai campuran bahan baku peralatan rumah tangga yang terbuat dari stainless steel.
Sifatnya yang anti karat membuat nikel banyak dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan lainnya. Termasuk juga uang logam 1.000 di Indonesia. Terbuat dari bahan nikel dan berbagai campuran lainnya.
Selain itu, nikel juga menjadi bahan campuran pembuatan rangka mobil. Seperti knalpot, bamper, pelek, dan lain sebagainya. Tujuannya adalah agar tidak mudah berkarat. Bahkan lithium juga ada pada produk elektronik. Seperti handphone, dan berbagai alat elektronik lainnya.
Keunggulan Baterai Lithium
Meski sebagian besar mobil listrik menggunakan baterai lithium, namun masih ada juga yang menggunakannya baterai lainnya. Seperti Nickel-Metal Hybrid (NiMH), Sealed Lead Acid (SLA), atau Ultracapacitor. Pertanyaannya adalah, mengapa lithium lebih banyak digunakan daripada jenis lainnya?
Karena lithium memiliki banyak kelebihan. Salah satunya adalah memiliki rasio bobot dan energi yang baik. Sebagaimana diketahui, semakin tinggi bobotnya, maka semakin tinggi energi yang diberikan. Tapi lithium mampu memberikan energi yang tinggi meski dengan bobot yang ringan.
Dengan penggunaan lithium, mobil terhindar dari over weight meski memiliki performa yang sangat baik. Selain itu, baterai lithium juga cocok untuk menempel pada kendaraan listrik.
Jenis Lithium
Setidaknya ada beberapa jenis lithium yang bisa Sahabat temukan di pasaran. Yaitu LFP (Lithium Ion Phosphate), NCA (Lithium Nickel Cobalt Aluminium Oxide), NMC (Lithium NIckel Manganese Cobalt Oxide), LTO (Lithium Titanate), LMO (Lithium Manganese Oxide), dan LCO (Lithium Cobalt Oxide).
Produsen tidak bisa menggunakan semua lithium tersebut untuk mobil hasil produksinya. Harus memilih salah satu sesuai dengan kebutuhan. Contoh saja mobil listrik Tesla yang memilih NCA karena memiliki spesifikasi yang lebih baik daripada yang lainnya.
Tapi jika untuk penggunaan mobil listrik di Indonesia, para ahli menyarankan untuk menggunakan jenis LFP. Karena jenis ini cocok untuk iklim di Indonesia. Mungkin berbeda negara penggunaan, berbeda pula jenis baterai yang digunakan.
Kesimpulan
Baterai bagi mobil listrik adalah komponen yang cukup penting. Mengingat baterai berperan seperti nyawa yang akan membuat mobil mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Salah satu bahan baku baterai mobil listrik yang sering digunakan adalah lithium. Karena dianggap memiliki banyak keunggulan dan fakta unik daripada jenis bahan baku lainnya.